Purworejo, Jawa Tengah – Di tengah arus modernisasi yang melanda berbagai daerah, Purworejo tetap mempertahankan identitasnya sebagai kota yang adem ayem tanpa keberadaan mall atau brand besar seperti McDonald's dan KFC. Namun, ketiadaan ini justru membuka peluang besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang, menjadikan roda ekonomi berputar di tangan rakyat.
Brand-brand lokal kini menjadi primadona di Purworejo, menghadirkan berbagai produk yang menarik perhatian warga. Mulai dari kuliner tradisional seperti clorot dan geblek, hingga kedai kopi kekinian yang dirintis oleh anak muda lokal, semuanya turut menyumbang pergerakan ekonomi daerah.
“Kami merasa lebih leluasa untuk berkembang tanpa harus bersaing langsung dengan brand besar. Dukungan masyarakat terhadap produk lokal sangat tinggi di sini,” ujar Dwi Santoso, pemilik salah satu kedai makanan cepat saji lokal di Purworejo.
Filosofi "Slow Living" Jadi Daya Tarik
Selain kuatnya ekonomi lokal, Purworejo juga dikenal dengan gaya hidup yang santai dan nyaman. Tanpa kemacetan serta ritme kehidupan yang tergesa-gesa, kabupaten ini menjadi pilihan ideal untuk menerapkan konsep "slow living."
“Purworejo menawarkan ketenangan yang sulit ditemukan di kota besar. Lingkungan yang asri, udara segar, dan minim polusi membuat hidup di sini terasa lebih damai,” kata Tri Haryanto, seorang warga setempat.
Wisata alam seperti Pantai Jatimalang, Hutan Pinus Kalilo, dan Goa Seplawan semakin melengkapi daya tarik Purworejo sebagai tempat yang nyaman untuk hidup maupun berwisata.
Ekonomi Lokal Tetap Kuat
Ketiadaan pusat perbelanjaan modern ternyata tidak menjadi hambatan bagi Purworejo untuk terus maju. Pemerintah daerah juga berperan aktif mendorong pertumbuhan UMKM melalui berbagai program pelatihan dan promosi. Hasilnya, produk lokal dari Purworejo kini tidak hanya diminati di tingkat lokal, tetapi juga mulai merambah pasar nasional.
“Purworejo memberikan contoh nyata bahwa daerah tanpa mall dan brand besar tetap bisa tumbuh dengan mengutamakan potensi lokal. Ini menjadi model pembangunan yang berkelanjutan,” ungkap Bupati Purworejo dalam sebuah kesempatan.
Kesimpulan
Purworejo menjadi bukti bahwa keseimbangan antara tradisi, ekonomi lokal, dan gaya hidup santai dapat tercipta tanpa harus bergantung pada modernisasi berlebihan. Dengan tetap mengutamakan kekuatan UMKM, Purworejo berhasil menciptakan ekonomi yang inklusif sekaligus mempertahankan filosofi hidup yang menenangkan.
Kota ini terus membuktikan bahwa kesederhanaan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang mampu mendukung keberlanjutan dan kebahagiaan warganya.